There are days where you dont want to talk, but write..

Mainly written in two lingos (Bahasa & English).

Ps. my apologies if there is any spelling or grammatical error.

Tuesday, April 26, 2011

Esensi dibalik kekurangan lidah buaya

This morning. In the kitchen.

“Mah, lidah buaya itu baunya kaya' ketek banget ya! Yuck..” keluh saya sambil membuka plastik putih berisikan lidah buaya yang baru keluar dari kulkas.

“Tapi ya Mah, nggak peduli sebau apapun si lidah buaya, manfaatnya bagus buat rambut dan kulit, yah..bau ketek nggak papa deh, rela..” kata saya.

“Yah tahanin aja lah cuma bau ketek, kan nggak lama-lama juga kamu jadiin masker rambut dan muka, nggak sampe seharian kan..” kata mama.

Dari situ saya berfikir..

Lidah buaya.
Bau ketek.
Bauuuu banget.
Teksturnya seperti (excuse me) ingus.
Yuck..

Tapi manfaatnya luar biasa!
Banyak nggak ya orang yang melihat lidah buaya itu seperti yang saya lihat.
Memaklumi segala baunya, sampai rela memakainya di kulit kepala bahkan muka.
Kebayang kan se-intense apa hubungan saya sama bau keteknya..
Tapi Alhamdulillah, hasilnya positif banget.

Dasar saya!Mau tetep cantik, tapi juga nggak mau kantong saya “bolong”.

Kalau lidah buaya itu perumpamaan untuk seseorang. Say..seorang pria.

Apa cara pandang saya akan tetap sama?

Yah nggak usahlah bau ketek.
Please please please not that one... No offense, tapi saya paling nggak tahan duduk sama orang yang bau ketek.

Let’s say..Pria ini tidak menarik (untuk saya).
Say..dia bukan tipe pria yang suka hang out, sukanya cuma di rumah, melakukan segala kreativitasnya tetapi di rumah.

Opposite banget sama diri saya yang sukanya menjelajah tempat baru. With or without friends.

Sekarang saatnya saya (yes, sebaiknya start dari diri saya, bukan begitu bukan..?) memandang seorang “mahluk dari planet mars” itu seperti saya melihat ke lidah buaya saat ini.

Awalnya jijik, karena teksturnya yang (excuse me) mirip banget ingus. Tapi setelah saya tahu manfaatnya yang ciamik itu, akhirnya saya mau jugakan memakainya di rambut – bahkan di muka! *eew-yay!*

So, when there’s a OMG!-no-way guy mulai mengajak berteman dekat, bukan waktunya lagi melihat dia sebagai sosok OMG!-no-way guy I suppose.. : )

Let’s spread the love, people!


xx
LpW