Tulisan, atau renungan pagi ini ditulis untuk mengingatkan diri sendiri pada khususnya.
Sebuah pertanyaan, dari seseorang yang berbicara melalui telefon pagi ini.
"Bagaimana persiapan menikahnya?"
"Alhamdulillaah.." Jawab saya.
"Terus belajar menyiapkan mental dan juga spiritual" tambah saya menjawab seorang ditelefon tersebut.
"Memang itu yang gampang-gampang sulit, tapi yang terpenting dari segala persiapan asesoris sebelum menikah" ujarnya.
Nasihat singkat di pagi ini menjadi renungan tersendiri untuk saya.
Teringat beberapa orang yang menceritakan berbagai prahara rumah tangganya.
Entah apa yang membuat saya dengan mudahnya mengingat seluruh kisah itu kembali.
Namun insyaaAllah, ini akan menjadi pelajaran spesial untuk bekal masa depan :)
Namun insyaaAllah, ini akan menjadi pelajaran spesial untuk bekal masa depan :)
Saya teringat akan kisah rumah tangga yang diceritakan dengan berbagai sudut pandang.
Ada yang masalahnya cukup pelik. Tapi sang pencerita menceritakan dari sudut pandang penuh syukur dan tanggung jawab.
Ada pula yang sebenarnya menceritakan hal yang tidak dapat disebut sebagai masalah. Tapi gaya si pencerita yang bercerita membuatnya seolah menjadi suatu masalah yang gawat dan paling berat.
Lalu dimana sudut pandang saya sebagai pendengar?
Sempat terbawa ke dalam 2 situasi tersebut. Hingga akhirnya saya teringat kata-kata seorang rekan. Untuk dapat melihat suatu permasalahan dari luar kotak.
Sehingga sudut pandang yang kita miliki menjadi netral.
Ini pembelajaran yang dapat saya ambil. Dengan segala keterbatasan saya memandang segala sesuatu tentunya.
Selama kita masih diijinkan untuk berkarya, untuk hidup..dan ingin menjadi pribadi yang tumbuh. Jangan berharap untuk hidup di negeri impian. Alias kehidupan yang selalu" berbunga-bunga" setiap harinya.
Akan banyak sekali kejadian yang membuat "Down". Dan akan terus seperti itu, selama kita menganggap kejadian itu adalah hal yang buruk, diiringi dengan keluhan disetiap langkah.
"Bersyukurlah, maka nikmatmu akan bertambah"
Pernah dengar?
Ada suatu quote juga yang pernah saya baca mengenai, permasalahan dalam kehidupan. Di area rumah tangga, karir, pendidikan, dll. Yang sebenarnya inti permasalahan-permasalahan tersebut adalah : iman.
Rasa syukur dan iman memiliki hubungan yang sangat erat.
Ketika mensyukuri suatu hal menjadi sesuatu yang sangat sulit, saatnya diri ini bertanya:
Sampai dimana level iman saya?
أَسْتَغفِرُاللهَ الْعَظيِمْ Astaghfirullahal'adzim..
Sebuah renungan yang menjadi pembelajaran untuk diri saya sendiri.
Semoga bermanfaat.
Allahu a'lam bishowwaab.